Menilik
Stunting dari Kaca Mata Medis dan Sosial.
Kalian pasti tahu setiap
tanggal 25 Januari di peringati dengan hari gizi dan makanan nasional. Nah kali
ini indonesia menduduki posisi ke 4 dunia akan tetapi bukan suatu prestasi atau
kebanggaan bagi Inodesia. Pasalnya
posisi ke 4 itu berupa masalah stunting menurut World
Healt Organization (WHO), hal tersebut sebagai ancaman bagi negara ini
terhadap masalah stunting. Masih banyak
dikalangan masyarakat yang tidak tahu apa itu stunting?.
Stunting adalah masalah
kekurangan gizi yang kronis pada jangka waktu yang panjang, sehingga
mengakibatkan pertumbuhan tinggi badan pada anak tidak sesuai dengan standar
usianya.
menurut Wakil Presiden, Jusuf Kalla, stunting indonesia sekitar 9 juta anak Indonesia
cenderung bertubuh pendek atu kerdil. Menurut standar WHO suatu wilayah
dianggap kronis jika pervelensinya mencapai diatas 20% sedangkan di indonesia
sendiri pada tahun 2016 pervelensi sekitar 27.5 % atau hampir sepertiga balita
mengalami stunting. Sebenarnya bukan
hanya permasalahan tinggi atau pendeknya tubuh pada anak tetepi ada
permasalahan lainnya, seperti kecerdasaaan anak yang lebih rendah dibandingkan
dengan balita normal dan mempengaruhi metabolisme tubuh sehingga mudah
terjangkit penyakit tidak menular ketika dewasa, seperti diabetes, penyakit
jantung, obesitas dan sebagainya.
Selain dampak stunting
dilihat dari sudut pandang medis ternyata ada dampak dari kaca mata sosialnya. Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator keberhasilan pembangunan Sumber
Daya Manusia (SDM) di suatu negara atau
provinsi dan kabupaten. IPM indonesia masih dibawah negara-negara di Asia
Tenggara kecuali Timor Leste. Negara yang
mengalami stunting akan kekurangan (SDM) dan mempengaruhi produktifitas dalam persaingan
dunia kerja dengan negara lain. . selain itu SDM yang rendah akan mengalami sulitnya mendapat pekerjaan
yang layak kemudian akan meningkatkan tingkat pengangguraan dan kemiskinan, jika sudah mengalami dua hal tersebut akan
mengakibatkan tingkat kriminalitas suatu negara tersebut.
Menurut teori
kriminologi-prakriminologi karya plato dan
aristoteles membahas kejahatan dan kriminalitas kehidupan suatu negara.
Negara tingkat kemiskinannya tinggi akan menimbulkan angka kriminalitas kejahatan
yang tinggi pula dan saat ini tingkat kriminalitas indonesia menduduki posisi
ke 41 indeks kejahatan dunia pada tahun 2016.
Menurut dr. Marcella
Audita Peran yang sangat penting dalam penanggulanagn stunting adalah
pengetahuan seorang ibu terhadap kebutuhan asupan gizi pada si kecil. Terjadinya
stunting itu pada masa periode emas balita atau 1000 hari pertama kehidupan,
terhitung dari 9 bulan anak di dalam kandungan ibu hingga 2 tahun kehidupannya.
Saat ibu hamil ia perlu mendapatkan makanan bergizi dalam jumlah yang
cukup. Selain itu bayi berusia 6 bulan sampai 2 tahun
memperoleh ASI, vitamin A dan imunisasi yang cukup. Peran pemerintah dan
masyarakat sekitar juga memiliki peran dalam pencegahan stunting. Tidak
terkecuali bagi mahasiswa, ayoo sebarkan info pencegahan stunting demi
kesehatan dan pembangunan bangsa.
Penulis: Dwi Ratna
Kusumawati
Hmmmm, thank for information
BalasHapusOke
Hapus